TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui data impor jagung yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat debat capres kedua berbeda dengan data Badan Pusat Statistik. Namun, kata dia, kedua data tersebut benar.
Baca juga: Jokowi Sebut Impor Jagung Turun, Faktanya Digantikan Gandum
"Dua-duanya benar, karena kan ada jenis jagungnya, ada yang industri, tapi kan yang dipersoalkan kan yang pakan," kata Enggartiasto di Hotel Shangrila Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.
Menurut dia, data BPS maupun yang disampaikan Jokowi benar. Namun ada data jenis jagung tertentu yang untuk industri berbeda datanya. Hal itu Enggartiasto sampaikan usai menandatangani pembahasan kerja sama Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement atau lK-CEPA.
Sebelumnya, Jokowi memamerkan capaian pemerintahannya dalam menekan impor jagung dalam empat tahun terakhir dalam Debat Capres kedua, Minggu, 17 Februari 2019. Menurut dia, impor jagung berhasil ditekan dari 3,5 juta ton pada 2014 menjadi hanya 180 ribu ton pada 2018.
Dengan demikian, kata calon presiden nomor urut 01 ini, ada 3,3 juta ton jagung yang telah diproduksi dan menjadi lompatan besar di bidang lingkungan hidup. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para petani jagung,” kata Jokowi dalam debat yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat ini.
Adapun BPS mencatat data impor jagung pada keseluruhan 2018 sebanyak 737 ribu ton. Jumlah tersebut setara dengan nilai US$ 150 juta. Data itu tidak menjelaskan jenis jagung yang diimpor.
FAJAR PEBRIANTO